Wow!
Ada robot sajikan ramen di Restoran Jepang
Negeri Sakura memang
tidak pernah kehabisan inovasi. Itulah yang kita ketahui dari negara Jepang
yang memang kreatif. Apalagi untuk industri robotic, negara Jepang sepertinya
akan terus belajar untuk menerapkan kehidupan manusia yang berdampingan dengan
robot. Jangan heran akhirnya kalau nanti saat anda sedang berlibur ke Jepang
dan sedang ingin memesan makanan di restoran Jepang, yang datang melayani
pesanan anda bukanlah lagi pelayan biasa, namun seorang robot! Wow!
Tak perlu tunggu
beberapa tahun lagi. Kini di sebuah restoran di Jepang hal tersebut sudah
diimplementasikan. Memang ini bukan awal percobaan dari riset pembuatan robot
tersebut. Melainkan sudah sekitar 5 tahun lamanya masa pembuatan robot ini. Tentu
waktu 5 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk melakukan percobaan dari robot
tersebut, karena pada masa percobaan juga pernah dialami akhirnya sistem dari
robot tersebut kacau karena komputer yang digunakan sebagai pengirim instruksi
kepada robot ketumpahan sup. Nah lalu apa rasanya ya ramen yang disajikan oleh
robot ini? Apakah enak?
Tentunya koki asli
pembuat ramen bukanlah robot, melainkan masih menggunakan jasa manusia. Cuma
untuk penyajiannya dan kostumisasi rasa sudah diprogram di komputer sehingga
nantinya si robot ini akan mengikuti instruksi yang dikirimkan melalui
komputer. Restoran ini berada di Minami-Alps, Yamanishi, Jepang. Pemilik
restoran tersebut, Yoshihara Uchida, berkata bahwa sudah ada 40 juta rasa yang
berbeda dari yang telah disajikan dan telah diprogram di komputer ini, dan
robot pun akan ikut instruksinya. Selain itu penyajian yang dilakukan pun lebih
cepat dibandingkn anda memasak mie instan. Robot ini sendiri telah berhasil tes
uji kelayakan dan telah dinyatakan boleh dipergunakn terhitung bulan Desember
2008 lalu. Hmm anda tertarik untuk mencoba ramen buatan robot ini?
Belajar
Budaya Malu Dari Pendidikan Di Jepang
BALITBANG-KEMENTRIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Jakarta – Pendidikan
yang diberikan oleh orang tua maupun guru pada anak-anaknya pasti akan memberi
pengaruh pada perilaku anak sehari-hari. Untuk itu, orang tua dan guru harus
berhati-hati dan terus menyampaikan nilai-nilai positif dalam mendidik anak.
Guru dari pondok
pesantren Hifz Al-Qur’an Al Asror, Slamet Hidayat Bisri, mengatakan bahwa
dirinya terkesima dengan kedisiplinan yang dilakukan oleh anak-anak di Jepang.
Anak-anak usia SD dapat dengan sendirinya menata sepatunya di rak sebelum masuk
kelas sehingga tidak ada sepatu yang berantakan di lantai.
“Saat berkunjung di
Jepang, saya lihat anak SD bisa teratur. Sedangkan santri tempat saya yang
umurnya lebih tua, hal simpel seperti menaruh saat mau masuk mushola saja masih
berebut,” kata Slamet saat Penyerahan Sertifikat Kunjungan ke Jepang, di Hotel Pullman,
Jakarta, Jum’at (16/11/2012). Ia menuturkan bahwa ada empat sumber yang
dijadikan bahan landasan dalam pola pendidikan di Jepang yaitu bahasa sebagai
alat komunikasi, keterampilan menolong orang, filsafat hidup dan agama yang
untuk orang Jepang adalah Budha. Satu hal yang menarik perhatiannya adalah
masalah filsafat.
“Dari filsafat ini,
ternyata sekaligus mengajarkan budaya malu pada anak-anak ini. Yang mendasari
malu kalau tidak rapi, malu jika melanggar aturan termasuk buang sampah
sembarangan,” jelas Slamet.
Dalam kesempatan
yang sama guru dari pondok pesantren As-Salaam, Muflih Wahyanto, mengungkapkan
hal serupa. Anak-anak di Jepang sejk usia dini sudah mengenal baik masalah
kebersihan dan kerapian. Hal ini awalnya ditularkan lewat sekolah dan dijaga
kelangsungannya oleh keluarga dan masyarakat.
“Kadang kami sudah
ajarkan di sekolah. Tapi saat di rumah atau di lingkungan masyarakat, anak-anak
ini dibiarkan lagi,” jelas Muflih. “Butuh sinergi yang baik antara sekolah,
keluarga dan masyarakat dalam mendidik anak agar tumbuh baik,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar